MEMAHAMI INFORMASI ATAU PESAN YANG DISAMPAIKAN DALAM PUISI

Memahami Informasi atau Pesan yang disampaikan dalam Puisi

Menurut Pradopo (2011:17), puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, yang digubah dalam wujud paling berkesan, yaitu berupa kata-kata indah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terkait oleh irama, matra, rima, serta penyusunan lirik dan bait.

Oleh karena itu, kata-kata dalam puisi memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan. Kata-kata dalam puisi harus mempunyai kekuatan untuk mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak dengan gaya bahasa konotasi dan figuratif. Puisi dapat pula dimaknai sebagai suatu bentuk karya sastra yang indah, menggunakan kata-kata pilihan, dan kaya makna. Keindahan puisi terbentuk oleh diksi, gaya bahasa, rima, dan irama yang lahir karena daya imajinasi, olah pikir, dan olah rasa pengarangnya.

Berdasarkan isinya, jenis puisi meliputi balada, himne, ode, epigram, romansa, elegi, dan satire:

  1. Balada merupakan jenis puisi yang bercerita atau mengisahkan tentang kehidupan.
  2. Himne merupakan jenis puisi yang berisi pujian kepada Sang Pencipta (Tuhan)
  3. Ode merupakan jenis puisi yang berisi sanjungan kepada seseorang yang berjasa.
  4. Epigram merupakan jenis puisi yang berisi tuntutan atau patuah hidup. 
  5. Romansa merupakan jenis puisi yang berisi kisah percintaan.
  6. Elegi merupakan jenis puisi yang berisi kesedihan.
  7. Satire merupakan jenis puisi yang mengandung sindiran atau kritikan.

Berdasarkan bentuknya, jenis puisi meliputi puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer:

  1. Puisi lama. Puisi lama adalah puisi yang terkait oleh aturan-aturan tertentu, misalnya jumlah kata atau suku kata dalam tiap baris, jumlah baris daris dalam tiap bait, persajakan (rima), dan irama. Jenis puisi lama adalah pantun, syair, karmina, talibun, saloka, gurindam, mantra, dan bidal.
  2. Puisi baru. Puisi baru adalah puisi yang sudah tidak terkait oleh aturan-aturan yang mengikat seperti puisi lama sehingga cenderung lebih bebas. Puisi baru diketahui nama pengarangnya dan sudah mulai berkembang, baik secara lisan maupun tulisan. Meskipun tidak terikat oleh persajakan, puisi baru biasanya memiliki rima yang teratur.
  3. Puisi kontemporer. Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang sudah tidak menggunakan kaidah penulisan puisi dalam umumnya. Penulis memiliki kebebasan mengekpresikan gagasannya tanpa terikat oleh aturan baris, bentuk dan rima. Puisi jenis ini lebih mengutamakan isi daripada bentuk. Biasanya, puisi kontemporer memiliki tipografi yang unik. Selain itu, makna puisi kontemporer juga lebih sulit dimengerti karena menggunakan idiom yang tidak lazim atau inkonvensional.

Karakteristik atau ciri khusus puisi menurut Widarmanto (2018:15—17) adalah sebagai berikut:

  1. Padat, yaitu puisi menyampaikan banyak hal, tetapi cenderung menggunakan sedikit kata.
  2. Sublim, yaitu puisi selalu berupaya menampakkan keindahan atau sentuhan estetis.
  3. Sugestif, yaitu puisi selalu mencoba mempengaruhi, menggerakkan hati, dan menyentuh kesadaran batin pembacanya.
  4. Asosiatif, yaitu melalui setiap barisnya, puisi menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi dengan diri penulisnya.
  5. Inovatif, yaitu puisi selalu menampilkan kebaruan dalam bentuk berbahasa, baik dalam diksi maupun gaya. 
  6. Konotatif artinya kata dan kalimat dalam puisi memiliki potensi makna yang tidak sesungguhnya.
  7. Memiliki tipografi yang khas, artinya puisi memiliki bentuk visual yang khas, yang dibentuk oleh enjambemen atau pemotongan larik.
  8. Ekspresif, artinya kata-kata dalam puisi mampu secara tepat mengungkapkan perasaan, serta dapat menghadirkan suasana batin, perasaan, dan emosi tertentu.
  9. Emotif, artinya puisi selalu berkaitan dengan emosi atau curahan perasaan yang mampu membangkitkan suasana kejiwaan.
  10. Kontemplatif, artinya puisi merupakan hasil perenungan sekaligus membangkitkan perenungan baru.
  11. Intelek, artinya makna puisi tersusun atas kemampuan kognitif dan rasional, bukan sekedar permainan kata-kata.
  12. Imajinatif, artinya mampu memberikan kesan, pembayangan, atau konsep-konsep mental. Imajinatif dapat pula diartikan sebagai pengobjekan pengalaman-pengalaman.
  13. Personal atau sosial, artinya puisi selalu berangkat dari proses personal yang tersentuh oleh rangsangan sosial, atau sebaliknya.
  14. Metaforis, artinya puisi cenderung melakukan perbandingan sesuatu dengan hal lain yang memiliki kesamaan sifat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIKAYAT BUNGA KEMUNING

NILAI-NILAI DALAM TEKS HIKAYAT

MENGANALISIS UNSUR PEMBANGUN PUISI